Thursday, 11 September 2014

Filosofi Kehidupan Nadya




Nadya Hutagalung, Lebih Baik Masuk Penjara Ketimbang Masuk Rumah Sakit 

Berbicara mengenai filosofi kehidupan, secara berandai-andai Nadya
lebih memilih masuk penjara daripada masuk rumah sakit. Alasannya,
karena kesehatan mahal harganya.
“Uang banyak akan tidak lagi berarti jika mengalami sakit karena anda
tidak bisa membeli hidup sehat ketika anda sudah sakit parah. Ini sama
saja seperti ‘dipenjara’, bahkan lebih parah. Sementara kalau di
penjara, anda hanya tidak bisa kemana-mana. Tetapi pikiran, jiwa dan
fisik anda sehat sehingga anda tetap bisa melakukan hal-hal yang
bernilai dan bermanfaat seperti membaca buku, menulis, berinteraksi
dan mengerjakan hal-hal lain secara normal” ucapnya.

Dengan sikapnya yang lebih mengutamakan kesehatan, Nadya hingga saat
ini masih terlihat cantik. Ia pun mengungkap rahasianya. “Aku
menjalani hidup sehat, kebetulan aku adalah vegetarian 80%. Artinya
aku masih mengkonsumsi daging, tetapi dalam porsi yang sangat terbatas
karena aku lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayuran. Satu lagi, aku
selalu berusaha untuk bahagia setiap hari” paparnya.

Begitulah Nadya, perempuan blasteran yang sangat bangga sebagai orang
Indonesia, khususnya orang Batak. Meski belum lancar berbahasa
Indonesia, tetapi ketika berada di Indonesia Nadya tampak sangat
bersemangat dan berusaha keras agar kalimat yang dia ucapkan bisa
meluncur dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
“Hutagalung itu termasuk marga yang sangat susah disebut oleh orang
yang bukan dari suku Batak, juga orang asing. Tetapi saya memilih
tetap menggunakan marga itu dibelakang nama saya karena saya bangga
dengan darah Batak didalam tubuh saya” paparnya.


Nadya Hutagalung, Menyoal Asmara

Nadya Hutagalung tak tertarik hanya dengan lelaki yang kaya, tampan,
ditunjang dengan tubuh tinggi dan ideal. Kalau tak memiliki tingkah
laku yang sopan. “Laki-laki itu harus punya visi, pekerja keras, dan
memperlakukan orang tuanya dengan baik. Baru mereka bisa terlihat
atraktif untuk saya,” ucapnya.
Nadya menikah dengan Desmond Koh di Uma Ubud, Bali pada 16 Desember
2006. Dari pernikahan itu mereka dikaruniai satu anak, Nyla yang lahir
pada Maret 2008.

Sebelumnya, dari pernikahan pertamanya nadya dikaruniai 2 anak
laki-laki yang bernama Tyrone (1994) dan Fynn (2003).
Mengalami kegagalan dalam rumah tangga, dikatakan Nadya jika dirinya
percaya dengan adanya istilah happily ever after. Dia sadar kalau
masih ada stigma kurang baik untuk perempuan dengan sejarah kegagalan
hubungan pribadi.
“Namun untuk saya, itu jangan dipikirkan, karena saya pun masih berhak
untuk mendapatkan sebuah hubungan yang sukses dan bahagia. Yang
terpenting adalah bagaimana saya berusaha untuk membuat hubungan ini
berhasil. I put effort into my marriage, yang seringkali terlupa bahwa
ini juga perlu dipupuk dan terus dirawat,” kisah Nadya.



Oleh karena itu, dirinya selalu mengingatkan diri sendiri untuk
menghargai dan menjaga hubungan. “Saya akan berusaha sebisa saya untuk
melakukan yang terbaik untuk menjaga hubungan. Saya rasa, kunci untuk
berhubungan dengan sukses adalah memberi dengan tulus tanpa ego,
karena ego inilah yang menjadi masalah terbesar untuk hubungan. Ketika
ego bertindak, maka kita akan menjadi pribadi yang merasa benar
sendiri dan tak rela untuk meminta maaf,” paparnya.

No comments:

Post a Comment