Friday 14 November 2014

Jay Subiakto Mebidik Talenta Luna Maya




Luna Maya dikenal luas sebagai artis multitalenta. Dengan seabrek talenta yang dimilikinya, gadis cantik bertubuh tinggi ini menjadi cepat dikenal. Namun dalam hal asmara, gadis kelahiran Denpasar, 26 Agustus 1983 ini kurang beruntung. Bahkan karena asmaranya dengan Ariel, karier yang dibangunnya dengan susah payah, runtuh dalam sekejap. Berikut kisahnya.

Luna Maya, Berawal dari Cover Girl  

Luna Maya Sugeng begitu nama aslinya. Ia lahir di Denpasar, 26 Agustus 1983. Ia memiliki darah campuran Austria-Indonesia. Dengan segudang talenta yang dimilikinya,  gadis cantik bertubuh tinggi semampai ini menjadi cepat dikenal.
Berbekal keinginan kuat menjadi artis, Luna Maya hijrah dari Bali ke Jakarta. Saat di Jakarta, sambil berkarier, untuk sementara waktu ia tinggal di rumah Jay Subiakto. “Mas Jay adalah salah satu orang yang berjasa bagi saya. Saya banyak belajar dari dia. Dia artistic banget,” kata Luna.

“Sebenarnya saya yang punya hutang jasa pada keluarga Luna. Karna adik saya Aria tinggal di rumah keluarga Luna. Jadi saat Luna ingin berkarier ke Jakarta, kenapa nggak tinggal di rumah saya,” kata Jay.

Jay melihat potensi besar pada Luna Maya. Ia kagum dengan jalan karier yang dilalui Luna. “Luna ini punya Fighting Spirit. Dia berkarier punya sopan santun dengan tidak menghalalkan segala cara. Dia berkarier lewat skill. Sejak jadi foto model sampai sekarang, perkembangan kariernya luar biasa,” kata Jay.   
Luna mengawali kariernya sebagai cover girl  majalah Aneka Yess! pada tahun 1999. Luna saat itu menjadi juara tiga. Kemudian kariernya berlanjut dengan menjadi model video klip pada tahun 2000’an untuk band Sheila On 7 dan Naff. Nasib baik terus berlanjut. Luna membintangi sejumlah iklan dan menjad model catwalk.   

Dari dunia modelling itulah cewek yang memiliki hobi jalan-jalan dan membaca ini akhirnya mengenal dunia seni peran. Luna pertama kali masuk ke dunia akting dengan memerankan tokoh Barbara dalam film 30 Hari Mencari Cinta (2004). Meski tokoh yang diperankannya bukan tokoh utama, namun akting Luna terbilang sukses. Dari situ, Luna mendapat tawaran lagi untuk bermain film layar lebar dalam film "Brownies" (2005). 

Seperti asik menjadi artis peran, kesempatan besar kemudian hinggap pada Luna. Ia mendapat peran utama pada film layar lebar bergenre horor dengan judul Bangsal 13 (2005).
Sukses memerankan tokoh Mina dalam film tersebut, Luna kebanjiran order main film. Beberapa judul film yang setelahnya dibintangi Luna adalah Cinta Silver (2005), Ruang (2006), Coklat Stroberi (2007), Asmara Dua Diana (2009) dan Janda Kembang (2009). 

Akting yang dilakoninya di film-film tersebut membawa nama Luna sebagai nominasi di berbagai ajang penghargaan film di Indonesia. Salah satu nominasi yang dimenangkannya adalah Artis Wanita Terfavorit versi Indonesia Kids' Choice Awards tahun 2009. 

Artis yang memiliki darah keturunan Austria itu tak hanya eksis di dunia seni peran layar lebar. Terhitung beberapa judul sinetron dan FTV juga tak luput dibintanginya. Sebut saja sinetron Kau dan Aku dan Rahasiaku (2005). Judul FTV yang pernah dibintangi Luna Maya antara lain From Medan With Love dan Demi Silvy Kurela Jadi Babysitter (2011).

Gadis yang didaulat produk sabun Lux untuk menjadi ikonnya pada tahun 2006 ini juga dikenal sebagai presenter. Salah satu acara yang membuat namanya semakin dikenal sebagai presenter adalah acara musik "Dahsyat". Luna juga beberapa kali mendapat kehormatan menjadi presenter pada acara live.
Selain sukses di dunia hiburan tanah air, Luna juga memiliki bisnis butik di bilangan Jakarta dan Bandung.

Dalam perjalanan kariernya, Luna meraih banyak penghargaan di antaranya meraih sejumlah nominasi di ajang penghargaan film nasional. Ia pernah didaulat menjadi Pembawa obor di olimpiade Beijing 2008, Duta WWF Indonesai 2008, dan banyak lagi.
Luna, sempat menyandang lima artis Indonesia paling kaya versi majalah Globe Asia pada 2008.

Luna Maya, Jajal Dunia Tarik Suara, Sutradara dan Produser

Seakan tak mau terpaku dengan satu bidang, Luna Maya yang senang dalam mengeksplore diri ini mencoba peruntungan di dunia tarik suara. Awal mula terjunnya Luna di bidang ini dengan menjadi salah satu dari tiga penyanyi yang membawakan lagu tema Indonesian Theme Song for EURO 2008 yang berjudul Play. Ia membawakan single ini dengan dua artis lainnya, Dewi Sandra dan Sandra Dewi.

Kemudian Luna merilis single Suara (Ku Berharap). Lagu yang sebenarnya milik band Hijau Daun ini dinyanyikan lagi oleh Luna setelah diaransemen ulang. Single lainnya yang dirilis Luna adalah Menuju SurgaMu (2009), Tak Bisa Bersamamu (2010) dan Biarlah (2011). Ia juga sempat berduet dengan band Killing Me inside merilis single berjudul Biarlah.
Meski sudah banyak mengeluarkan banyak single lagu, untuk menyanyi di atas panggung, Luna mengaku suka tak percaya diri. Agak sedikit nggak Pede aja,” akunya.




Ia juga tak terlalu banyak berharap dengan kariernya di dunia tarik suara. Sebab, ia tak terlalu berkeinginan kuat menjadi seorang penyanyi. “Suka nyanyi iya. Tapi nggak pengin dikenal sebagai penyanyi,” ucapnya.
Setelah sukses menjadi artis peran, presenter, dan penyanyi, Luna yang haus akan ilmu, menjajal menjadi produser rekaman. Ia diketahui sempat memproduseri penyanyi Dea Ananda dalam lagu berjudul Kau Tak Setia. Tak hanya itu, ia juga menjajal profesi baru dengan memproduseri sekaligus menjadi sutradara film. Film yang diproduseri dan disutradarainya adalah film Pintu Harmonika (2013).

Di film tersebut, Luna Maya menggandeng Sigi Wimala dan Ilya Sigma untuk membantunya membesut film begenre Omnibus tersebut. Selain itu, Luna Juga diketahui pernah menyutradarai film pendek berjudul Suci and The City.
“Saya sadar menjadi artis memiliki kadaluarsa. Oleh karena itu wawasan harus dibuka dengan banyak belajar dan berani berbuat,” kata Luna.


No comments:

Post a Comment