Susi Pudjiastuti, Tantang Pakar kelautan
Menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, kemampuan Susi Pudjiastuti dalam memimpin kementrian di sektor bahari itu diragukan. Maklum, Susi hanya berijazah SMP.
Ia menyadari pengangkatannya sebagai menteri di jajaran Kabinet Kerja menimbulkan pro dan kontra. Salah satunya adalah soal kepakarannya, yang dianggap remeh oleh sebagian orang.
Ia pun menantang orang-orang yang menyangsikan kemampuannya dengan membuktikan bahwa dirinya memang mampu menduduki posisi tersebut. Dalam dialog dengan pengusaha di sektor maritim, Selasa (11/11/2014), Susi memaparkan berbagai kebijakan yang akan dia ambil. Salah satu targetnya adalah meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Untuk itu, Susi akan melakukan berbagai langkah, dimulai dari pembenahan tata kelola, meningkatkan pajak penghasilan (PPh) kapal besar, dan membebaskan retribusi bagi kapal kecil.
"Negeri ini suka aneh. Kadang-kadang ada yang tidak jalan, bikin badan baru. Perpajakan enggak jalan, bikin pos baru. Padahal, untuk menaikkan PNBP itu bisa dengan meningkatkan PPh-nya. Suatu saat saya akan berikan saran (ke Menkeu). Sayangnya, saya tidak memiliki legitimasi kepakaran dalam hal apa pun karena ijazah saya," ujar Susi.
Dia mengatakan, jika program-programnya nanti berjalan baik, dia berharap ke depan Kabinet Kerja mengerti dengan apa yang dilakukannya. "Mereka tahu, oh ternyata Susi bisa mikir ini toh, tidak hanya jualan ikan," kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Susi juga berharap bukan hanya menteri-menteri di kabinet yang bisa memahami cara kerja Susi, melainkan juga ahli kelautan dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Dari ITB juga kan, kemarin dia bilang, Jokowi itu ngaco milih Susi. Sekarang saya tanya, yang ngaco Pak Jokowi atau ITB karena saya pernah dapat penghargaan Ganesha dari ITB, atau jangan-jangan dua-duanya yang ngaco?" seloroh Susi, disambut tawa para pengusaha.
Susi Pudjiastuti pernah menerima penghargaan Ganesha Widya Jasa Aditama Award dari ITB pada 2011 lalu. Susi juga pernah mendapat penghargaan Women and the Economy Summit (WES) Award pada tahun yang sama
Sebelumnya Pakar ilmu kelautan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Muslim Muin, mengatakan, posisi-posisi menteri strategis yang terkait pengembangan kemaritiman dalam Kabinet Kerja Jokowi diisi oleh orang yang tidak tepat. Pengangkatan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, misalnya, dinilai tidak tepat oleh Muslim. Susi memang sukses dalam mengembangkan industri pengolahan hasil laut serta transportasi antar-pulau. Namun, menurut Muslim, itu tak cukup.
"Ngaco mengangkat Susi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Sukses menjadi pengusaha ikan bukan berarti bisa memimpin KKP," ungkap Muslim.
Muslim mempertanyakan apakah Susi paham mengenai teknologi kelautan, marine products economics, coastal processes, dan underwater technology. Menurut Muslim, kepakaran Susi hanyalah tentang penangkapan dan penjualan ikan.
Susi Pudjiastuti, Tiga Suami
Sepulang kembali ke Pangandaran dari Yogyakarta, Susi memilih untuk putus sekolah. Tak lama kemudian, Susi menikah dengan Yoyok Yudi Suharyo, warga asli Pangandaran. Yoyo adalah suami pertama Susi. Mereka menikah tahun 1983 dan bercerai tahun 1988 setelah dikaruniai anak, panji Hilmansyah.
Panji yang mendalami flight engineering di Amerika Serikat, telah memberikan Susi seorang cucu, Arman Hilmansyah yang kini berusia delapan tahun. Ia memanggil neneknya itu dengan panggilan uti (penggalan dari kata eyang puteri).
Suami kedua Susi adalah Daniel Kasier. Ia merupakan teknisi pesawat berkebangsaan Swiss. Mereka berkenalan pada tahun 1991. Setahun menjalin kasih, mereka menikah di Pangandaran pada 1992. Sayang perkawinan Susi-Daniel tak berumur panjang . keduanya bercerai pada 1999. Mereka dikaruniai satu anak perempuan, Nadine Keiser.
Daniel adalah satu-satunya mantan suami Susi yang hadir saat serah terima jabatan menteri Kelautan dan perikanan di Jakarta , Rabu (29/10). Daniel memuji mantan isterinya sebagai pribadi yang tangguh. Ia bahkan menjuluki Susi dengan panggilan “Puteri laut”.
Cerai dari Daniel, Susi menikah kali ketiga dengan pria berkebangsaan Jerman., Christian von Strombeck. Sekitar tahun 2003. Tak ada catatan pasti kapan mereka berpisah. Yang jelas, keduanya dikaruniai seorang anak , Alvy Xavier.
Tiga kali gagal membina rumahtangga, tak membuat Susi terpuruk. Ia mengaku bahagia meski hidup sebgai single parent.