Monday, 5 May 2014

Si Cantik Asli Sukabumi

Karier Desy Ratnasari di jagad hiburan Tanah Air terbilang moncer. Ia Ia sempat meraih predikat aktris dengan bayaran termahal. Tentu hal itu karena kerja keras dalam meraih prestasi. Berbagai penghargaan pun pernah diraihnya.  Namun perjalanan asmara Desy terbilang tak bagus.. Berikut kisah DesyRatnasari



Perjalanan Karier

Desy Ratnasari lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 12 Desember 1973 dari pasangan H.M. Syahminan (alm) dan Hj. Mulyanah.
Desy kecil sudah berhasrat menjadi bintang ternama di jagad hiburan Tanah Air. Orangtuanya pun mendukung, mengingat tampang Desy sangat potensial untuk menjadi artis.
Ketika berusia 14 tahun, saat SMP,  Desy mencoba peruntungan dengan mengikuti pemilihan Gadis Sampul. Saat itu Desy berhasil menjadi runer Up.
Menjadi runer up Gadis Sampul, membuka peluang impian Desy untuk memasuki industri hiburan.  Setahun setelah mengikuti ajang Gadis Sampul, Desy pun mendapat tawaran bermain dalam film Jendela Rumah Kita yang tayang di TVRI. Desy pun tak menyiakan kesempatan itu.

Setelah itu, Desy banyak mendapat tawaran main untuk sinetron dan film. Pada era 1990'an merupakan masa kejayaan bagi Desy. Berbagai penghargaan pun diraihnya. Bahkan ia sempat dijuluki sebagai artis dengan bayaran termahal di indonesia dan sebagai ikon kecantikan wajah Indonesia asli. Tawaran iklan, Sinetron, film, presenter, bernyanyi terus menghampirinya.

Kepiawaiannya berakting, selalu menyedot penonton. Hal itu tak ayal menjadikan Desy sebagai artis yang  masih eksis di tengah gempuran bintang-bintang baru. Desy dikenal mampu memadukan popularitas dengan kualitas yang jarang ditemukan dalam dunia hiburan Tanah Air yang sangat cepat berganti-ganti trend.

Selain seni peran, Desy juga merambah ke seni olah vokal. Lagunya yang tenar adalah Tenda Biru. Selain Tenda Biru, Desy juga smenyanyikan beberapa judul lagu seperti Takdir/ Kasihku yang Hilang (ost Sinetron takdir), Saskia (ost film Saskia), Kang kemon (ost film Glen kemon Mudik), Jual Tampang (ost film Jual Tampang), Mengapa (ost Sinetron Melati), Hanya Satu Mutiara (ost Sinetron Hanya Satu Mutiara), Cinta Tiada Akhir (ost sinetron Cinta tiada Akhir), dan Hidayah (ost sinetron Hidayah).
Desy juga dikenal paiawai dalam membawakan acara dalam program talk show dan berita.  Ia diketehaui pernah memandu acara Selama pagi di trans 7, dan Varriety show Gebyar BCA.


Tak Melupakan Pendiikan

Menjadi bintang ternama di jagad hiburan Tanah Air, tak menjadikan Desy lupa dengan tugas sekolah. Ia juga selalu berprestasi dalam sekolahnya. Desy melanjutkan sekolah di SMAN 3 Sukabumi. Kemudian setelah lulus, dirinya melanjutkan kuliah di universitas Atmajaya, jurusan Psikologi. Ia juga melanjutkan jenjang S2 psikologi di Universitas Indonesia dengan subjek Sumber Daya Manusia (SDM). Berkat kerja kerasnya dalam dunia pendidikan, Desy kini menyandang gelar S.PSi, M.Psi. Desy selalu menjadi  lulusan terbaik di sekolah dan Universitas , tempat kuliahnya.

Ditampar Chritine Hakim

Desy dikenal sebagai wanita yang ulet dan tidak mudah menyerah. Dalam menjalani pekerjaan, ia tak mau setengah-setengah. Tak ayal berbagai penghargaan diraih olehnya.
Bicara mengenai penghargaan, Mojang Sukabumi ini, mengaku pernah mendapat penghargaan karena ditampar aktris senior Christine Hakim., saat menjalani syuting sinetron.
“Padahal sudah janjian nggak nampar beneran saat adegan ditampar. Tapi malah ketampar beneran,” kenangnya saat menjadi salah satu bintang tamu di salah satu stasiun televisi swasta pada April 2014.








Ditampar beneran, Desy tak bisa menahan perih. Air matanya pun keluar karena rasa sakit akibat ditampar. “Saya kaget beneran. Jadi nangis karena sakit. Kamera terus nyorot.nggak ada cut,” ucapnya.
Desy saat itu tak habis pikir, Christine hakim yang menjadi lawan mainnya menampar sungguhan. Namunia baru mengerti ternyata, perbuatan Christine untuk menunjang aktingnya agar total dalam berakting.’
“kata Mbak Christine (waktu itu), nanti pasti dapat penghargaan karena adegan itu. Ternyata benar karena adegan itu, aya dapat penghargaan di Festival Sinetron Indonesia,” kata Desy.

No comments:

Post a Comment