Kehilangan Mama
Indra Bekti mengaku sejak kecil lebih dekat dengan mamanya dibanding dengan papanya. "Mama lebih perhatian pada anak-anaknya ketimbang Papa. Sejak kecil aku merasakan, Papa yang pekerja kantoran, lebih pelit dibanding Mama yang bekerja sebagai SPG cosmetic ternama," ucapnya mengenang.
Ia merasa mamanya begitu royal memberi uang jajan atau membelikan apa saja untuk menyenangkan hati anak-anaknya. "Meski berpisah sebentar saja dengan Mama, rasanya aku menjadi amat kehilangan," akunya.
Selain bekerja menjadi SPG Cosmetik, mamanya juga bikin usaha sendiri. Beliau menjahit dan menjual parfum. "Sebenarnya Mama termasuk keras mendidik kami. Semasa adikku belum lahir, kalau aku dan kakakku Akbar nakal, Mama bisa kesal dan marah," ucapnya.
"Dalam pandanganku Mama adalah sosok yang luar biasa. Mama-lah supporter sejatiku dalam berkesenian. Aku bersyukur bisa mempersembahkan sesuatu yang berharga bagi Mama. Sejumlah penghargaan yang kuraih, membuat Mama bahagia,"
Indra sedikit menyesal belum bisa menunjukan kesuksesannya dalam hidup kepada mamanya. Ya, orangtua Indra terlebih dahulu dipanggil Yang Maha Kuasa karena mengalami kecelakaan lalu lintas.
"Tahun 1993. Suatu pagi, Mama mengajak Papa jalan-jalan, tanpa berpamitan dengan anak-anaknya dan eyang. Belakangan aku tahu mereka jalan mengendarai Vespa hingga Taman Safari lewat Parung. Kutunggu seharian Papa dan Mama tak kunjung pulang. Malam harinya ada orang datang menyampaikan kabar yang sangat mengejutkan. Bayangkan saja,orangtuaku mengalami kecelakaan. Aku tak percaya. Rasanya seperti mimpi. Kami langsung meluncur ke RS PMI, Bogor, tempat Mama dan Papa dirawat," kenangnya.
"Sampai di sana, aku menyaksikan kondisi Mama dan Papa begitu mengenaskan. Aku meraung-raung sejadi-jadinya melihat mereka penuh darah. Mama dan Papa mengalami gegar otak. Saat melihatku, Mama hanya bisa menangis. Dengan lemah, Mama memegangi tanganku. Mama seperti hendak bicara tapi tak bisa. Papa dan Mama menjalani operasi. Papa selamat. Seminggu setelah dioperasi, Mama meninggal. Dukaku luar biasa dalam. Terlebih malam hari setelah dimakamkan, Mama datang dalam mimpiku. "Dik, Mama mau pergi jauh. Jangan nakal, ya." Aku menangis lagi.
Sepeninggal mamanya, Papa Bekti menikah lagi. "Aku sempat kecewa. Rasanya aku tidak rela ada yang menggantikan Mama di hati Papa. Dari perkawinan itu, Papa memiliki dua anak. Aku menyapa istri Papa dengan sebutan tante, sesuai permintaannya," ucapnya.
Keluarga Baru
Dalam perjalanan hidup Indra Bekti, ia menemukan sosok seorang yang membuat hidupnya seperti kembali baru. Namanya Nadia Fitriasari Laras yang biasa disapanya Nace.
Dia adalah putri Subronto Laras. Indra dan Nace bertemu ketika sama-sama kuliah di London School. Nace mengangkat Bekti sebagai adiknya. Nace banyak men-support baik spirit maupun biaya. Nace dinilai Bekti, merupakan salah satu orang yang berperan penting bagi kesuksesan kariernya.
"Pada saat itu, aku tengah berada di puncak kegilaanku mengikuti lomba-lomba seni. Rupanya Nace selalu memperhatikan bakatku. Jadilah Nace supporter sejati kedua setelah Mama. Bisa jadi Nace menaruh rasa iba karena aku tak memiliki Mama lagi. Maka aku dijadikan adik. Aku juga diperkenankan tinggal di rumahnya.
Aku amat beruntung bertemu orang sebaik dia. Apalagi Bapak dan Ibu Subronto Laras juga amat baik padaku. Aku dianggap anak sendiri," ucapnya.
No comments:
Post a Comment