Thursday 28 August 2014

Mandiri Sejak Usia 14 Tahun

Marissa Nasution merupakan salah satu wanita Indonesia yang cantik, pintar, berbakat, dan mandiri. Ia merupakan sosok pekerja keras yang patut menjadi inspirasi wanita Indonesia. Berikut kisahnya.




Marissa Nasution, Sosok Pekerja Keras

Marissa Nasution atau yang lebih dikenal dengan nama VJ Marissa, lahir di Jakarta, 8 Februari 1986. Ia adalah sulung dari tiga bersaudara. Masa kecilnya lebih banyak dihabiskan di Jerman. Sebab, orangtuanya menetap di Jerman. Ayahnya dari Jerman dan ibunya orang Mandailing, Sumatra Utara, bermarga Nasution. Dalam mencapai sukses, Marissa merupakan sosok pekerja keras. Itu ia tunjukan bukan hanya di Indonesia. Waktu masih studi di Jerman, Marissa bekerja paruh waktu sepulang sekolah atau kuliah demi hanya untuk sesuatu yang diinginkan. “Saya bekerja dari usia 14 tahun. Terakhir, saya bekerja di tiga tempat: di restoran, di lounge, dan di butik baju. Saya bekerja tujuh hari dalam seminggu. Saya bekerja karena ada barang yang saya inginkan. Pertama kali saya bekerja karena ingin membeli sepatu. Setelah itu, saya harus kerja paruh waktu untuk sesuatu yang saya inginkan. Teman-teman saya bilang aku workaholic,” ucapnya.

Bukan karena tak memiliki uang, Marissa harus bekerja keras. Namun, ia memiliki pendidikan dalam keluarganya jika ingin mendapat sesuatu, harus dilalui dengan kerja keras. “Saya datang dari keluarga yang berada, uang tuh nggak pernah jadi masalah, cuma pendidikan di keluarga  memang seperti itu. Saya memang diajarkan oleh orang tua saya untuk menghargai uang. Tapi, ayah saya selalu mengingatkan bahwa uang bukanlah segalanya. Itu merupakan pengalaman yang berharga. Sekarang saya menjadi tahu nilai uang sesungguhnya. Saya kira remaja memang harus diajarkan seperti itu. Kalau saya lihat, di Jakarta, banyak sekali remaja yang tidak tahu nilai uang dan akhirnya tidak menghargai uang,” kata Marissa. 

Kemudian pada tahun 2006, ia merantau ke Indonesia. Pada saat itu, keinginanya ke Indonesia bukanlah untuk mencari pekerjaan, namun ingin mengenal lebih jauh negeri ibunya. “Saya datang ke Indonesia pada awal tahun 2006, sendiri saja, hanya berbekal satu koper. Keluarga saya tinggal di Jerman. Saya ke Indonesia lebih untuk mencari pengalaman dan mengenal lebih jauh negeri ibu saya. Jadi, tidak bermaksud untuk mencari pekerjaan,” katanya.

Suatu ketika, ia ditawari oleh seorang desainer papan atas Indonesia untuk menjadi model. “Maka, saya pun mencobanya. Tapi, karena badan saya besar, banyak baju desainer Indonesia yang tidak pas saya kenakan. Akhirnya, setelah beberapa lama, saya meninggalkan dunia model,” ucapnya. 
Kemudian, pada tahun 2007, ia ditawari untuk menjadi VJ MTV.  Menjadi VJ inilah, yang menjadikan Marissa mulai dienal banyak orang.
Tawaran untuk membawakan acara, mulai banyak mengalir. Ia diketahui sempat menjadi pembawa acara untuk acara Indonesian Idol 2008, menjadi presenter untuk acara gosip dan mulai terjun ke dunia layar lebar.

Debut film pertamanya, Namaku Dick pada tahun 2008. Nama Marissa pun kian berkibar di dunia perfilman Tanah Air. Hingga saat ini ia sudah membintangi beberapa judul film, diantaranya Mau Lagi? (2008), Mupeng (Muka Pengen) (2008), Janda Kembang (2009), Get Married 2 (2009), The Police (2009), Cowok Bikin Pusing (2011),  Kejar Cinta Javanua (2012), dan After School Horror (2014). Selain bermain di layar lebar, menjadi bintang iklan dan beberapa judul FTV, serta  Sinetron pernah dilakoninya.
Marissa sendiri tak pernah belajar akting sebelumnya, apalagi lewat pendidikan formal. Kemampuan aktingnya lebih mengandalkan bakat alamiah yang ada dalam dirinya. Kariernya di dunia hiburan Indonesia pun boleh dibilang tidak sengaja.“Saya dari dulu memang orangnya realistis. Sejak kecil pun saya tak pernah punya keinginan untuk berkarier di dunia hiburan,” ungkapnya.

Justru cita-cita Marissa sejak kecil adalah ingin menjadi pramugari. “I want to be a stewardess of Singapore Airlines. yes I was. Waktu aku masih kecil, keluargaku sering traveling, dan selalu naik SQ, dan aku tuh punya uniform stewardessnya, tapi yang untuk anak kecil. Dan ketika aku umur 18 tahun, Papaku nanya apa yang mau aku lakukan, dan aku bilang sepertinya aku mau jadi pramugari untuk beberapa tahun ke depan, pengen melihat dunia dulu. Akhirnya aku ngelamar di sebuah maskapai bernama Lufthansa, dan aku diterima, tapi sayangnya aku harus domestic flight dulu, karena memang peraturannya begitu. Tapi akhirnya aku decline, karena aku maunya kan langsung international flight, hahahaha,” tuturnya.


Marissa Nasution, Bisnis Sepatu

Di sela-sela kesibukan menjalani aktivitas di dunia hiburan, Marissa juga sibuk dengan bisnis sepatu yang digelutinya. Merk dagang sepatunya itu diberi nama Dollhouse.
Ia memulai bisnis sepatu berawal dari kecintaannya pada sepatu dan permasalahan yang dihadapi wanita yang sering menemukan satu kelemahan pada sepatu yang disukainya. 

“Terkadang suka dengan model dan bahannya tetapi warnanya kurang cocok, atau bahkan suka dengan tinggi dan bahan sepatu tetapi model heelsnya tidak sesuai dengan keinginan. Nah, dari situ saya coba bikin sepatu untuk diri sendiri, dan banyak yang akhirnya bertanya minta dibuatkan juga untuk mereka. Dan akhirnya lama-kelamaan ya tercetus ide dengan adik saya untuk membangun bisnis sepatu dengan brand Dollhouse. Tetapi sekarang karena adik saya sedang kuliah di luar negeri, jadi bagian tugasnya dilimpahkan ke saya juga,” paparnya.

Dalam bisnisnya, Marissa terlibat langsung dalam pembuatan model yang akan diproduksi.  “Untuk ide model sepatu yang basic kaya pump shoes atau peep toeskan itu udah jelas ya, nah kalau untuk ide model sepatu yang lebih kompleks aku biasanya gambar sebisa aku tapi aku selipkan notes dan nanti production managerku yang menjelaskan ke orang-orang yang memproduksi. Dan biasanya aku memang mendapat ide biasanya pada waktu belanja bahan. Untuk bahan tertentu serunya dijadikan sepatu model tertentu,” 
Bisnisnya pun terbilang lancar. Ia yang menggunakan jasa toko online, sudah bisa memasarkan sepatunya ke manca Negara. “Wah untuk international shipping pernah ada order dari Amerika, Paris, India, Malaysia, Singapura, Hongkong. Nah kalau di Indonesia, saya pernah terkejut ada order dari Sumba, Papua, dan banyak lagi daerah di luar pulau jawa seperti Lampung, Makassar, Manado. Pas dapat order, saya harus cek dulu di peta letaknya daerah itu di mana. Tapi, senang sekali ternyata banyak wanita di Indonesia maupun luar negeri yang mempercayakan pemesanan sepatunya pada aku dan Dollhouse,” paparnya.

No comments:

Post a Comment