Jagad hiburan Tanah Air berduka. Satu lagi seniman terbaik Indonesia tutup usia. Pelawak senior Jojon menghembuskan nafas terakhir dalam usia 66 tahun pada Kamis, 6 Maret 2014 akibat serangan jantung.
Djuhri Masdian atau dikenal Jojon diketahui sejak lama mengidap penyakit asma. Namun, banyak yang tidak menyangka jika Jojon memiliki penyakit jantung.
Seminggu sebelum meninggal, Jojon tampak sehat. Bahkan masih kuat menjalani syuting sinetron kejar tayang Mak Ijah Pengen ke Mekkah yang tayang setiap hari di SCTV.
Baru pada Senin, 3 Maret 2014, kesehatan Jojon melemah dan harus dibawa ke Rumah Sakit Ramsey Premier, Jatinegara, Jakarta Timur. Jojon merajuk minta dibawa ke rumah sakit. Asma yang 30 tahun lebih bersarang di tubuhnya itu membuat Jojon memutuskan untuk menginap di rumah sakit.
Tiga hari menginap di rumah sakit, kondisi Jojon semakin menurun. Puncaknya pada Kamis (6/3/2014) dini hari. Jojon mengalami koma yang membuatnya tak sadarkan diri.
“Saya ditelepon 'cepat ke sini (rumah sakit), papa nih, cepat ke sini'. Jadi jam 23.00 WIB, saya langsung ke sana. Jam 1.00 WIB dia koma, labil jantungnya," kata Adi Jojon, anak sulung Jojon.
Sesaat sebelum wafat, semua anggota keluarga berkumpul di Rumah Sakit. Mereka menunggui Jojon hingga pagi hari. Akhirnya pada pukul 6.10 WIB, nyawa Jojon tak tertolong. Pelawak yang dikenal dengan kumisnya itu menghembuskan napas yang terakhir. Tangis keluarga pun pecah melepas kepergian kepala keluarga yang dihormatinya.
Jenazah kemudian diantar ke rumah duka di Imperial Golf Estate, Sentul City, Kabupaten Bogor. Setelah di semayamkan selama dua jam, jasad Jojon dibawa ke Masjid Al Munawwarah untuk disalatkan.
Pada pukul 13.20 WIB, mobil ambulans pembawa jenazah Jojon tiba di TPU Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat. Jasad Jojon pun dikebumikan.
Selamat Jalan Sahabat.
TPU Blender Tempat Peristirahatan Terakhir Jojon
Ratusan pelayat yang bercampur dengan warga sekitar memadati Tempat Pemakaman Umum (TPU) Blender, Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, untuk menghadiri dan memberikan penghormatan terakhir terhadap mendiang komedian senior Jojon yang dikuburkan hari ini, Kamis, 6 Maret 2014, siang.
Warga sekitar mengaku semasa hidupnya almarhum Jojon sering ke TPU Blender bersama keluarganya karena di sana termasuk tempat pemakaman keluarga Jojon juga.
"Saat itu, Jojon masih jaya-jayanya di dunia hiburan. Karena dikerubuti warga yang ingin foto bareng dan salaman, anaknya sempat jatuh kegulung warga hingga terpaksa dibawa ke rumah sakit. Nah, sejak itulah almarhum sudah enggak pernah datang ke sini lagi," kata Romlah, pemilik warung yang tak jauh dari tempat dimakamkannya jenazah Jojon.
Antusiasme warga sekitar untuk melihat jenazah Jojon dimakamkan terlihat di pintu masuk hingga sekitar liang lahat yang sudah digali petugas TPU. Mereka yang didominasi perempuan, ibu-ibu dan anak-anak datang sejak pagi hingga jenazah tiba sekitar pukul 13.00 WIB. Jenazah datang didampingi oleh rombongan keluarga beserta sejumlah artis, seperti Deswita Maharani, Eko Patrio, Akri Patrio, Tukul Arwana, Tarsan, Dorce, dan lainnya.
“Jojon adalah Guru Besar Pelawak”
Doyok merupakan salah satu pelawak yang mengenal Jojon sejak lama. Ia berkata jika Jojon merupakan pelawak senior yang juga adalah guru besarnya.
“Saya kenal sejak tahun 80’an dengan almahrum. Beliau adalah senior kita, guru besar dan juga bapak kita yang sering memberikan pelajaran dari segi rumah tangga, profesi. Kita sangat kehilangan sosok seniman pelawak yang sangat multitalenta, legendaries,” kata Doyok.
Doyok berdoa untuk sang sahabat agar Jojon dilapangkan kuburnya dan diampuni segala khilaf dan dosa saat hidup.
“Semoga beliau diterima di sisiNya dan yang ditinggalkan diberi ketabahan,” doa Doyok.
No comments:
Post a Comment