Friday 7 March 2014

Jojon dalam Kenangan


Pelawak senior Jojon dikenal dengan ciri khas celana ngatung dan kumis ala Charlie Chaplin. Ia menghembuskan nafas terakhir pada Kamis 6 Maret 2014 diusia 66 tahun karena menderita penyakit jantung dan asma. Ia adalah pelawak yang eksis sejak tahun 1970’an. Selain merambah dunia lawak, Jojon juga merambah dunia layar lebar dan tarik suara. Ia juga sempat menjadi produser musik. Berikut kisahnya.

Terkenal Lewat Jayakarta Grup

Jojon terlahir di Karawang, 5 Juni 1947 dengan nama Djuhri Masdjan. Istrinya bernama Henny Mariana. Dari pernikahannya, Jojon memiliki tujuh anak.
Nama Jojon mencuat pada tahun 1970’an saat bergabung dengan grup lawak Jayakarta Grup bersama Uu, Ester, dan Cahyono. Grup itu sangat popular di masyarakat. Namun pada tahun 1990’an, grup itu bubar karena personelnya memilih jalur solo.


Sebelum bergabung dengan grup Jayakarta,  Jojon sudah akrab dengan dunia kesenian. Ia menekuni dunia kesenian reog dan ludruk.
“Jadi sebelum saya di jayakarta, saya di reog dulu,” kata Jojon semasa hidup.
Jojon merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Ia sewaktu kecil bercita-cita menjadi tentara karena sering bermain perang-perangan dengan kawan-kawannya.

Cita-cita Jojon menjadi tentara dilarang ibunya. Ia pun memilih untuk berkesenian dengan bermain Reog. "Ibu saya melarang saya untuk jadi tentara," kata Jojon semasa hidup.  
Singkat cerita Jojon mengadu nasib ke Jakarta berawal dari saran temannya. Di Jakarta, ia bertemu dengan Cahyono. Kemudian dengan Ester dan Uu mereka membentuk grup lawak bernama Jayakarta di mana Cahyono sebagai sutradara dan juga pemainnya.

Bisa Bersaing dengan Pelawak Muda

Di tengah persaingan industri hiburan, Jojon yang sudah tidak bersama grup lawaknya, Jayakarta grup masih terus eksis dengan membintangi berbagai program tv. Dia juga pernah bermain film dan sinetron.
Beberapa judul film yang dibintanginya adalah Tiga Dara Mencari Cinta (1981), Apa Ini Apa Itu (1981), Okey Boss (1981), Barang Antik (1983), Vina Bilang Cinta (2005), Setannya Kok Beneran ? (2008), Doa yang Mengancam (2008), Mau Dong Ah (2009), Badai di Ujung Negeri (2011). Jojon juga  pernah mengeluarkan album pop Sunda berjudul Pamali.
Jojon belum lama ini sering nongol di televisi membintangi sinetron Mak Ijah Pengen Naik Haji yang tayang di SCTV.





Menurut Jojon, kunci suksesnya terus bisa eksis sampai ajal menjemput adalah dengan terus belajar menutupi kekurangan.
"Seni itu tidak memandang tinggi rendah, besar kecil. Seni itu luas. Makanya kita harus terus belajar kekurangan kita. Jangan pernah berpikir aku sudah mampu, aku sudah pinter. Itu nggak ada. Menjadi seniman itu pasti ada kekurangan. Makanya belajarlah dalam kekurangan. Terutama saling menghormati. Walaupun seniman itu masih kecil. kita harus hargai," kata Jojon.

No comments:

Post a Comment